satu kertas bergelung kesal masuk ke kerongkonganku
rasanya pun tak enak
hah...tentu saja itu busuk
namanya juga sampah
~meski sampahku sendiri~
satu demi satu sampah-sampah itu berjejalan menyesakkanku
tak ada ampun tak ada iba
bahkan ketika pendaur ulang di dasar jiwaku
belumlah siap menyulap sampah menjadi perhiasan
~meski sampahku sendiri~
dan tempat sampah, itulah julukanku
sampah, itulah yang ada
satu demi satu benda asing menyapaku
memperkenalkan diri sebagai sampah juga meski aku tahu baunya beda
busukan mana dari sampahku?
sama-sama busuk
tapi aku terima,
meski aku tak tahu apakah pendaur ulangku bisa memberikan apa yang dia harapkan?
~ya, bukan sampahku, yg membutuhkan pendaur ulangku~
dan tempat sampah, itulah julukanku
sampah, itulah yang ada
berusaha mendaur ulang dengan warna-warni ilmu
meski aku tahu, belum pantas
tinggallah kesesakan ini mengoyak
sedikit air mata sepertinya cukup memadamkan asap
sedikit waktu untuk bernafas cukup melegakan rongga rasa
dan aku tetap berdiri...
menjadi tempat sampah yang berusaha tersenyum
dan memberi daur ulang yang belum sempurna untuk semua
agar tak mencemari kehidupan
~meski mencemari rongga rasaku~
~cmut~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar