Bisul Dosa


Kamu pernah bisulan?
Aku yakin, kamu pernah mengalaminya. Bisul atau abscessus adalah sekumpulan nanah yang terakumulasi di rongga di jarngan setelah terinfeksi sesuatu, sebagai reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebarnya barang asing di tubuh. Jadi, dengan kata lain, bisul mengandung bakteri dan imun yang rusak karena benda asing yang masuk.
Gimana rasanya punya bisul?
Gatal, perih, panas dan segala ketidaknyamanan di sekitar kulit yang terkena bisul.  Satu bisul saja bisa membuatmu tersiksa. Padahal, bisul bukanlah penyakit mematikan, tidak menular. Hanya sebuah peradangan kulit.  
Bagaimana jika bisul itu adalah wujud dari dosa yang kita perbuat?

Yah, aku hanya mengandaikan. Andai dosa bisa berwujud, mungkin manusia lebih aware terhadap perbuatan yang tergolong dosa. Karena tiap kali manusia melakukan dosa maka timbullah bisul di kulitnya (atau di wajahnya sekalian). Sudah sifat manusia untuk menghindari ketidaknyamanan dan berusaha meraih kebahagiaan. Dengan alarm dosa berupa bisul, maka manusia akan berusaha meninggalkan sesuatu yang menimbulkan ketidaknyamanan atau kesakitan.

Jika dosa bisa berwujud bisul, manusia dapat merasakan ‘hukuman’ dari perbuatan dosanya secara langsung. Semakin banyak dosa yang dia lakukan, semakin banyak pula bisul yang muncul. Semakin besar dosa yang dilakukan maka semakin besar pula bisul yang muncul. Bisul-bisul dosa itu hanya bisa sembuh dengan memohon ampunan kepada-Nya, mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

Jadi, sudah berapa bisul yang kau temukan hari ini?
Hahahaha...lucu kali ya, jika berbohong dikit, maka muncullah satu bisul di hidung. Belum lagi kalo pergi ke dukun, kira-kira bisulnya segede apa ya? Itu kan dosa besar. 

Bisul tak hanya perih, tetapi ada juga yang menimbulkan bau amis jika tonjolan itu pecah dan mengeluarkan nanah. Jangan dibayangkan kalau kamu tidak ingin mual! Bayangkan saja, sekumpulan kotoran dan imun yg busuk pecah dan keluar, tentu sangat menjijikkan. Semakin banyak dosa, semakin banyak bisul diderita, semakin berbau amis dan semakin dijauhi orang. (kecuali, kalau semua orang juga bernasib sama, berdosa dan bisulan ^_^).

Jadi inget, ada sebuah tweet dari seorang teman (aku lupa kapan dan siapa yang nulis tweet ini) : “Sekiranya dosa itu mengeluarkan bau busuk, pastilah engkau takkan mau duduk bersamaku”
Yeah, karena dosa tak berwujud, kadang kita ‘lupa’ dengan dosa yang telah kita lakukan, kemudian melakukannya lagi dan lagi. Seakan kita lupa bahwa ada ‘bisul-bisul’ juga nanti di akhirat.

Taukah kau kenapa dosa tidak langsung dihukum dengan bisul, kutil dan bau busuk?

Menurutku sih, karena dosa tidak mudah dihukum dengan penyakit fisik itu. Karena dosa tak semudah itu terbalaskan. Misalnya saja nih, ada dosa besar (zina, contohnya) yang dilakukan seseorang tanpa diketahui orang lain, apakah cukup dihukum dengan bisul segede kepala? Lalu, apa hukuman yang pantas? Ah, aku bukan ahli hokum. Cari sendiri ya di Al-Qur’an dan Hadits.

Karena dosa hakikatnya adalah hasil dari godaan. Pencoba kekuatan iman kita. Penguji kadar cinta kita. Dosa adalah akibat dari menurunnya iman dan kadar cinta kita kepada-Nya. Sanggupkah kita menjauhi dosa? Yang kita butuhkan hanyalah iman. Bukan “pemberitahuan” berupa bisul bernanah, karena nurani kita sendiri yang harusnya mencipta alarm pribadi.

Yeah, dosa bukan bisul. Dosa tak bisa diprediksi ganjarannya. Tapi pasti ada, kelak. Bukan berupa bisul berbau busuk, atau kutil di sekujur tubuh, bahkan tumor ganas dan kanker, yang sering bersliweran di dunia kesehatan kita. Bukan...bukan itu. Tetapi dengan siksaan yang tidak dapat kita bayangkan. Kelak dan pasti.
Semoga alarm pribadi kita berfungsi dengan baik.
Wallahu’alam

Tidak ada komentar: