Gelas -Sebuah Refleksi Emosi-

Sebuah gelas diam membisu di hadapanku. Sama seperti keadaanku. Diam membisu, sengaja menutup mulut. aku menyentuhnya perlahan. Menggoyang-goyangkan setengah air teh yang tak lagi hangat. Tanganku masih ingin memegangnya, tapi ada dorongan lain yang mencoba menggerakkanku untuk berbuat yang lebih.

"Banting saja aku!" kata gelas itu. "Biar mereka tahu, kau tidak suka pembicaraan ini. Mulut mereka akan berhenti berucap karena terkalahkan oleh suara tubuhku yang remuk"

Aku tetap membeku mendengarnya. Membeku karena dadaku mengeras. Ingin sekali aku meluapkannya ke tangan yang memegang gelas itu. Aku menimang-nimangnya, kemudian... Aku meletakknya kembali ke meja.

Aku diam kaku, berharap Profesor Agasha datang membawakanku headset penyaring suara galau, atau tiba-tiba diculik alien dan dibuang ke negeri antah berantah, agar aku tak lagi mendengarkan pembicaraan ini.


"Hei, apa yang kau tunggu? Cepat banting saja tubuhku ke pintu!" Lagi-lagi gelas itu membujuk. Aku heran, kenapa dia rela menyerahkan dirinya dihancurkan olehku?. Ah, gelas ini sedang galau rupanya dan mencoba bunuh diri.

Aku tetap tak peduli. Sama seperti ketidakpedulianku pada tatapan mereka. Yeah, aku tersangka utama sekaligus korban disini. Mengeja air mata yang masih berhasil terbendung di kubangan mata. Taukah kalian siapa aku ini dan mengapa semua ini bisa terjadi? Karena aku bodoh dan bosan. Itu saja. Jadi, ketika kalian mengorek lebih dalam siapa yang paling bersalah dan siapa anggota yang lain (yang juga bersalah), akulah orangnya dan akulah pelaku tunggal kasus ini.

Ah, mana kalian peduli, karena kalian hanya menganggapku sebagai korban. Mencari penyelesaian yang sama sekali tidak aku harapkan. Mencari kambing hitam dan menyalahkan keadaan bukan menyelesaikan masalah, karena pokok masalah hanya padaku.

Aku hanya bosan dengan segala birokrasi rumit itu. Membuatku terombang-ambing, terbuang, tersiakan oleh kegagalan. Yeah, aku mudah menyerah, tapi tak sepenuhnya menyerah. Aku bertahan meski tak ada yang kulakukan. Aku kebingungan meski tak paham apa yang aku bingungkan.
Benar-benar kegalauan yang nyata.

Gelas coklat dengan air teh setengah tubuhnya itu diam. Menatap bersalah ke arahku dan ke arah mereka satu persatu. Mungkin jika dia bisa menggerakkan tubuhnya, dia akan menumpahkan isinya ke kepalaku yang tak bosan-bosan berpikir tentang kegagalan.

Aku hanya bisa tersenyum gila. Aku hanya melakukan apa yang aku sukai, mengejar mimpi-mimpiku sendiri yang masih mampu aku kejar, dan bukan mimpi-mimpi mereka.
Ya, hari-hariku kemarin memang dianggap tak berguna. Tapi aku sangat menikmatinya.

Aku mengambil gelas coklat bening itu. Meneguk semua isinya dan membiarkannya termandikan oleh air kehidupan di wastafel perubahan.

Perjuangan Tiada Akhir (Resensi Novel Aksi Fantasi Nibiru dan Ksatria Atlantis)


Judul buku                  : Nibiru dan Kesatria Atlantis
Pengarang                   : Tasaro GK
Editor                          : Sukini
Desain Sampul & Isi   : Rendra TH
Penata Isi                    : Ikhsan
Ilustrator                     : Bayu Aryo D
ISBN                           : 978-979-084-346-2
Jumlah halaman           : 692
Tahun terbit                 : 2010
Penerbit                       : Tiga Serangkai

Sedhtelkudh nyidwa nyapidh. Bhelsugany kedharakay thedwemal pe ngabhadh manyuth. Dhanyabhinya sebhadh thednyudpak. Kedhabhanyay jiytha thap thedhpathapay. Nyapidh bhesugany kedhcamayay nyapay leycangi nyagam keyjadhinyay thedhalath kaycad. Dhaca suli leyumibh ngi nyadhi thedhnyaidh sawi kedunyabha seyunya sebhadh Atlantis.
Pada halaman pertama, kita sudah disuguhi dengan kalimat yang aneh namun menggelitik. Cara pengucapan yang cukup membuat lidah terlipat-lipat dan dahi berkerut ini, menjadi daya magnet tersendiri bagi pembaca untuk segera melanjutkan petualangan yang ada di halaman selanjutnya. Apalagi di bagian bawah terdapat tulisan, “Prasasti batu berbahasa Kedhalu. Ditemukan oleh seorang petani di dasar danau mengering Dusun Trowono, sebuah surge di batas selatan Gunung Kidul, Indonesia”. Hmm…sepertinya petualangan sejarah yang menarik untuk dinikmati.
Dhaca Suli sama sekali tidak menyangka bahwa dongeng pengantar tidur itu adalah sebuah legenda yang akan terjadi di masa depan. Kebangkitan Nibiru akan mengakibatkan kehancuran negeri Kedhalu. Nibiru, sang pembawa kiamat tersebut muncul setiap 5013 tahun. Harus ada yang melawannya sebelum Kedhalu benar-benar dihancurkan. Dan Dhaca Suli bertekad untuk mengalahkannya, meski semua orang menganggapnya mustahil. Karena yang sanggup mengalahkan Nibiru hanyalah keturunan Raja Saternatez, yang tidak diketahui keberadaannya.
Keistimewaan Pulau Kedhalu adalah selubung gaib yang menolak serangan dari luar dan menawan setiap warga untuk keluar serta tradisi olah tubuh penduduknya yang mampu mendatangkan kekuatan tanpa batas. Kemampuan itu disebut Pugabha, berarti kuasa. Terdapat 8 pugahaba yaitu nyamal, bhelsuny, wanyis,nyegay, pesam, sutha,nyinaw,dan kiyrany; masing-masing memiliki spesifikasi kemampuan yang berbeda. Antara lain menguasai alam, kesembuhan, satwa, kekebalan, tirai gaib, kekuatan raksasa, tak kasatmata, dan penguasa ruang dan waktu. Tiap orang hanya memiliki satu pughaba. Orang-orang Kedhalu Selatan tidak banyak yang memiliki pughaba layaknya orang-orang Kedhalu Utara. Dhaca suli termasuk salah satu anak yang beruntung memiliki pughaba nyamal.
Dhaca yakin, bahwa dirinya adalah keturunan Raja Saternatez. Untuk itu, dia bersama ketiga sahabatnya Muwu Thedhmamu, Sothap Bhepami dan Nyithal Sadeth, bertekat mengikuti Laga Terakhir Bhepomany, sebuah ajang untuk mendapatkan gelar juara dan mendapatkan Piala Bhepomany. Tujuannya hanya satu, untuk mendapatkan cincin saternatez yang menyimpan kekuatan Raja Saternatez.
Namun, kemampuan pughaba Dhaca sangat minim. Dia harus mengorbankan masa bermainnya untuk berlatih dengan tekun. Apalagi ketika isu kedatangan Nibiru santer diberitakan, penguasa Negeri Atlantis menyerang. Dhaca dan kawan-kawan harus berjuang mati-matian untuk menyelamatkan Bangsa Kedhalu dari jajahan Atlantis maupun ancaman kiamat dari Nibiru.
Mampukah Dhaca melakukannya? Siapa Dhaca sesungguhnya? Semua terkupas dengan apik dengan kupasan yang penuh kejutan. Novel ini menghadirkan imajinasi yang tinggi. Sekilas dari sampul, mungkin terlihat seperti Aang dalam serial Avatar The Legend of Aang. Bahkan kemampuan (pughaba) juga hampir sama dengan empat elemen kekuatan yang dimiliki Aang. Namun, sang Penulis, Tasaro GK, mampu menggambarkan pughaba secara beda, lebih “membumi” untuk masyarakat Indonesia.
Bagi pembaca yang telah menikmati novel Harry Potter, mungkin akan menemukan kesamaan di beberapa bagian penting dari novel ini. Seperti Bhepomany yang mirip dengan Hogwarts, adanya mantra-mantra, dan empat keparat kecil yang selayak tiga sekawan; Harry, Ron dan Hermione. Lagi-lagi Tasaro meramu apik ‘kesamaan’ tersebut menjadi sesuatu yang baru, kisah-kisah yang lebih menggugat.
Jika dilihat secara fisik, penampilan novel ini cukup menarik dengan ilustrasi gambar dominan biru dan kuning. Sampul semi hard cover, menampilkan sosok novel yang elegan. Kertas yang digunakan ringan namun tebal. Standar yang bagus untuk sebuah novel. Di halaman belakang, atau halaman 691, terdapat ilustrasi peta dunia, termasuk negeri Atlantis dan negeri Kedhalu, sanggup menghantarkan imajinasi kita ke dalam dunia yang diciptakan penulis.
Bahasa Kedhalu yang telah disajikan di halaman depan, membuat dahi berkerut untuk memecahkan huruf Kedhalu, selayak novel detektif. Malah telah muncul kamus bahasa Kedhalu yang dibuat pembaca untuk memudahkan pemahaman. Hanya saja, di beberapa bagian terdapat kata-kata yang tidak konsisten (terutama huruf bahasa Kedhalu), entah itu disengaja atau tidak. Sedikit membingungkan pembaca, terutama yang berusaha membaca bahasa Kedhalu.
Dari keseluruhan cerita, Novel ini mampu meracik beberapa kisah yang menghadirkan bermacam emosi. Kisah haru ketika Dhaca mengetahui siapa ibunya, perbedaan kasta yang menjadi problema, kisah romantik antara Thalkay dan Lemathi, serta merasakan kemarahan yang besar saat Dhaca merasa dikhianati oleh orang-orang disekitarnya, ataupun kekuatan saat melawan Jubah Sihir. Seorang Tasaro GK, menunjukkan pughabanya dengan menceritakannya secara ringan namun penuh makna. Pughabanya bernama menulis.

lirik Linkinpark - breaking the habbits

Linkin Park - Breaking The Habit Lyrics

memories consume
like opening the wound
i'm picking me apart again
you all assume
i'm safe here in my room
[unless i try to start again]
i don't want to be the one
the battles always choose
cause inside i realize
that i'm the one confused

i don't know what's worth fighting for
or why i have to scream
i don't know why i instigate
and say what i don't mean
i don't know how i got this way
i know it's not alright
so i'm
breaking the habit
tonight

clutching my cure
i tightly lock the door
i try to catch my breath again
i hurt much more
than anytime before
i had no options left again

i'll paint it on the walls
cause i'm the one at fault
i'll never fight again
and this is how it ends

i don't know what's worth fighting for
or why i have to scream
but now i have some clarity
to show you what i mean
i don't know how i got this way
i'll never be alright
so i'm
breaking the habit
breaking the habit
tonight


powered by lirik lagu indonesia

Tunjuk saja !

di sana...
aku melihat bintang sedang bertaruh
begitu masyuk dalam helat malam
sengaja mempertontonkan kekompakan
demi terwujud gelat rasa

di sana...
ada sekelompok awan gelap sedang bercengkrama
seloroh ringan penuh cibir
sejenak terlelap karena desau angin memabukkan
bahkan tak sadar bahwa telah tercerai menjadi titik hujan

mungkin angin paling bebas
dan disana pula...
bergerak lincah menyusup diantara ketiak langit
menerbangkan segenap rusuk-rusuknya
sambil berkata, "AKU HEBAT"

ya masih saja disana...
aku tetap berdongeng seperti biasa
kadang juga bernyanyi
tapi paling sering berkhayal...

dan di sana ituuu...
aku rasakan dingin, tapi aku suka
dan aku ingin berbagi kepadamu
terutama sebentuk hati yang kusulam sendiri

lihat disana...
itu disana...
tidakkah kau lihat ke arah mana telunjukku??

Bintang Terbang Berkeliling

"Papah, lihat apa yang ku temukan!" seru Prita, setengah berlari. Ayahnya mendekat dengan penasaran. Melihat dengan seksama benda kecil di tangan anak semata wayangnya.
"Lihat, pah. aku menemukannya di sela-sela rumput. kasihan..." ujarnya sambil terus mengusap benda itu dengan ujung jarinya. "Pah, aku ingin menyimpan sinarnya dan memeliharanya. boleh kan?"
Ayahnya tersenyum. Mengusap rambut berponi itu dengan penuh cinta. "Anakku sayang, kamu suka sinarnya ya?"
Prita mengangguk, mengiyakan kata-kata ayahnya. Mata polosnya mengedip manja. Memohon ayahnya mengabulkan keinginannya.
"Dia memang masih bersinar, tetapi redup. lihat, tubuhnya pun lemah. bahkan ta bergerak" jelas sang ayah lembut. "tapi,pah. dia cuma kecapekan terbang. nanti kalo sudah istirahat, pasti sinarnya menerangiku." sanggah prita.
Ayah mengambil benda kecil itu dan menaruhnya di meja. "Lihat,nak. dia sudah tidak bergerak. bahkan sinarnya mulai hilang."
Prita mengikuti telunjuk ayahnya. Menatap dengan penuh cemas."Apa dia sudah mati?"
"Kita cari sinar yang lain saja ya" kata sang ayah, bijak.
Prita menunduk dan terdiam. "aku suka sinarnya yang kerapkali ku lihat terbang berkeliling taman. aku ingin sinarnya menerangi kamarku, menemani kesepianku dan menghibur gundahku,pah"
"sayang, kadang sesuatu yang kita sukai tak dapat kita raih. bahkan ketika sesuatu itu dapat kita punyai,namun dia tak bisa membersamaimu karena tak sanggup. kadang kita merasa mampu merawatnya, namun ternyata kita malah menyakitinya. "

Prita diam dan mengangguk.
Kemudian dia berjalan menuju pintu sambil membawa sinar yg mulai menghitam di tangannya. "Mau kemana, nak?" tanya Ayah. "Aku ingin memberikan yang terbaik untknya, menguburkannya dengan layak dan mendoakannya. semoga dia tetap bersinar di alam barunya."
"Ayo papah bantu!"
mereka berdua berjalan menuju taman belakang rumah, dimana seringkali bintang-bintang menari terbang berkeliling.


*dan dia membawa lenteranya tuk terangi malam-malamku
beterbangan di sekeliling gelapku
namun tak dapat ku sentuh
karena lincah sinarnya akan redup jika di tanganku

Mendayung saja...

“Hei aku ingin bicara!”
(melangkah pergi, tergesa) “...”
“Berhentilah sejenak! dengarkan aku!”
(berhenti) “Apa?”
“Jangan pernah seperti ini lagi! Tidakkah kau ingin bahagia?”
“Lalu, harus diam, dan mengalir bersama arus itu?”
“Tidak, sayang. sama sekali tidak. Lihatlah kau tak selemah itu!”
“...” (mulai terisak)
“Kau punya sampan yang kokoh. dan kau punya dayung sendiri. Ubah saja haluanmu sesukamu. cari arus yang sesuai dengan pribadimu”
“Aku kehilangan dayungku saat menabrak karang. Karang di pantai yang tak ku kenal”
“Pantai yang tak kau kenal?”
“Ya, bukankah aku sudah bercerita padamu? oh aku lupa, akku terlalu kalut kala itu,”
“...”
“Aku takut ke pantai lagi, takut mereka tak mengenaliku hingga menabrakkanku ke karang lagi”
“Hei, kenapa seperti itu? bukankah kau penjelajah? mencari tantangan selalu?”
“Apa?? kenapa kau katakan itu? aku bahkan tak tau arah. “
“sayang, kau terlalu lugu. Dayung itu tak pernah hilang. tak pernah patah,bahkan oleh karang di pantai asing sekalipun.”
“Dayung itu ada dalam genggamanmu selalu, terpaut rapi dalam sampan hatimu.”
“Benarkah?”
“Coba saja kau raba dan pegang!”
(meraba dan memegang bagian sampannya) “Aku menyentuhnya. Masih sama seperti ketika aku pertama kali menyentuhnya.”
“Jadi kau mau berlayar lagi, atau tenggelam disini?”
“Aku takut, tapi aku tak mau tenggelam disini. Aku juga tak mau bersama arus buruk ini.”
“Baiklah, ayo berlayar lagi!”
(Keduanya tersenyum, melangkah ke tepian dermaga. membawa sampan berlayar lagi di bawah purnama)

Catatan ga Penting dari Orang ga Penting

Tulisan ini benar-benar ga penting. Sekedar pengen nulis saja sebelum tidur siang. Tak ada bagus-bagusnya, tak ada hikmahnya. Hanya sekedar tulisan tak bermutu tentang sakitku. Kalo memang pengen baca ya silahkan. Kalaupun tidak juga ga ngaruh. Sekali lagi ini cuma sekedar pengen nulis saja. Membosankan dan sangat ga penting banget.
Kalo ditanya aku sakit apa, aku bilang cuma batuk pilek. Memang begitulah adanya. Hal ini bermula saat aku demam seharian. Tak ada batuk. Tapi mual yang amat sangat serta sempat muntah. Dengan paksaan ibu, aku ke klinik diantar adik. Dokternya ganteng, dan masih bujang (ehm..). Katanya aku kena radang dan penyakit lamaku yang akhir-akhir ini sering kambuh, magg. Aku ga boleh makan gorengan, mie ayam, bakso, pedes, kecut, santan, es dan entahlah aku tak hafal.
Jumat sudah tak demam. Berarti besok bisa pergi, pikirku (meski dokter bilang istirahat 2-3 hari). Ok, sabtu aku nekat pergi ke Balekambang dan PGSD hari itu. Suaraku hampir hilang. Serak aneh. Malamnya aku harus rewang di rumah tetangga yang mantu. Kehujanan, dan wira-wiri. Alhasil, suaraku tambah seksi. Hingga keesokan hari, suaraku semakin aneh.
Hari Ahad siang, aku pergi tanpa pamit. Karena kedua orang tuaku ga ada di rumah. Menuju Muslim Fair dengan terbatuk-batuk. Kali ini tugasku di meja pendaftaran. Dengan suara aneh ini, aku berusaha melayani pertanyaan peserta. Lalu dengan suara aneh pula, aku membujuk panitia untuk menyerahkan hadiah kepada adik writing classku yang menang lomba baca puisi. Dia harus segera kembali ke asrama. Hamm...suaraku diketawain. Ok, tak apa.
Usai acara, kawan-kawan mengajak makan. O em ji... dengan pantangan itu, Aku tak tau harus makan apa. nasi goreng jelas tidak, mie ayam apalagi. Akhirnya aku putuskan tidak ikut makan dan pulang. Apalagi aku harus nyinom malam ini. Nyinom, ya itu tugas sosial. Sepanjang jalan pulang, rintik hujan setia menemani meski lembut. Sampai rumah, bapak ibuku yang harus jadi among tamu sudah berangkat duluan. Dan aku harus menyusul nyinom. Apalagi tetangga se-RT. Aku berangkat meski terlambat. Alhamdulillah dapat tugas yang dikit meski agak basah kena gerimis.
Akhirnya pertahananku benar-benar terpatahkan. Kepalaku pening dan mataku berkunang-kunang. Aku hampir pingsan tepat di saat acara selesai. Aku segera pulang dan beranjak tidur. Oh, jangan demam lagi. Keesokan harinya, aku lupa kalo obat dari dokter sudah habis. Aku hanya tergolek lemah di kamar. Home alone.
Aku kembali ke dokter sehabis maghrib. Dokternya tampak lebih ganteng sebawah cahaya lilin (saat itu sedang mati lampu). Dokter akhirnya tau kalo 2hari kemarin aku beraktivitas. Makanya suaraku seseksi itu (tak ada suara sama sekali). Baiklah, kali ini aku tak ingin kemana-mana.
Anehnya, setelah 3 hari berselang dan obat sudah habis (lagi), suaraku belum kembali. Aku sempat berpikir, mungkin dokternya naksir aku, sengaja ngasih obat sedikit agar aku balik lagi ke klinik. Transfer conference dunk.hehehe... Langsung pikiran itu aku buang jauh-jauh. Dan benar saja, dokternya malah kaget ketika aku datang untuk ketiga kalinya. Dia menginterogasiku, apa saja makanan yang ku makan, apa kegiatanku. Aduh dok, aku ga makan macem-macem dan ga kemana-mana. Dokternya agak kesal. Pasien bandel nih, begitu mungkin pikirnya.
Aku mulai berpikir, ini bukan masalah radang tenggorokan yang aku derita. Bukan batuk dan pilek yang aku alami. Bukan sakit kepala yang rasanya seperti dihantam truk. Bahkan bukan magg yang membunuh (waktu SMA aku sering pingsan gara-gara itu). Aku menengok ke dalam diri sendiri. Aku kenapa? Tak mungkin obat-obatan itu tak bereaksi.
Aku sendiri yang menyiksa diri. Dengan pikiran-pikiran aneh, kecemasan-kecemasan yang bercokol, ketakutan yang tak ku ketahui sebabnya. Jiwaku sendiri yang tak mengijinkan sembuh. Aku takut dengan langkahku sendiri. Aku cemas dengan kehidupanku sendiri. Dan aku takut melihat hari esok. Aku takut dengan harapan dan mimpi. Karena itu aku tak tau kemana harus melangkah. Tak ada target dan tak ada prioritas. Karena ku pikir semuanya telah gagal. ~kadang aku berpikir, apakah kebahagiaan seseorang diukur dari keberhasilan? sebenarnya Ini tuntutan atau kewajiban?~
Mungkin terlalu berlebihan. Tapi biar saja. Biar aku lega dapat menuangkan ini semua.
Inikah yang dinamakan psikosomatis?
Jadi, apa langkahku? Apa inginku? Dan apa yang terjadi selanjutnya? Inilah yang sedang aku tata, aku pikirkan, dan aku analisis. Sudah cukup keterbengkalaianku. Lelah dengan semua tuntutan itu (bahkan aku tak bisa membedakan mana tuntutan pribadi dan mana tuntutan orang lain). Suaraku masih belum normal, lambungku masih bergejolak, kepalaku masih berat. Berarti aku belum bersahabat dengan diriku sendiri, dengan pikiran yang senantiasa membantuku menelaah hidup.
Kawan, jika kau baca ini, aku minta maaf atas segala kesalahanku, canda yang terlalu berlebihan, amanah yang terabaikan, janji yang terkhianati, dan cinta yang tersakiti. Aku merindukan kalian. Tapi aku butuh waktu untuk kembali menjadi aku yang baru.
Allah menegurku, Allah menghukumku, Allah sayang aku. Dan aku sayang kalian.

Shadow March *Robert Louis Stevenson*

Shadow March

*Robert Louis Stevenson*




All around the house is the jet-black night

It stares through the window-pane

It crawls in the corners, hiding from the light

And it moves with the moving flame.



Now my little heart goes a beating like a drum,

With the breath of the Bogies in my hair

And all around the candle and the crooked shadows come

And go marching along up the stair.



The shadow of the balusters, the shadow of the lamp,

The shadow of the child that goes to bed--

All the wicked shadows coming tramp, tramp, tramp,

With the black night overhead.

kisah konyol... Part 1

Entah kenapa, aku bener2 pengen nulis. Seperti tugas pethunya Kasopa pahmi di pelangi dulu, aku jadi pengen nulis catatan harian yang bisa dibagi (biasanya tersembunyi di bawah 'bantal'). hmmm...baiklah, ada pengalaman konyol bin ajaibku akhir februari kemarin, tepatnya tanggal 26-27. ok, let's cekidot!!

25 Februari 2011
Beberapa hari yang lalu, Kiki membujukku untuk ikut membantu dalam sebuah acara Himapsi di Kemuning. acaranya sih 2 hari (tgl 26-27). Sebelumnya, Mea pun sudah woro2, agar ada teman seangkatanku yang ikut.Tapi, aku sangat ragu. Aku ngapain ya?? memang aku sudah lama ga outbond, terakhir bulan November, itupun cuma di Balekambang. Pengen banget ikut, apalagi tempatnya sejuk. hmmm...penjernihan fikir tuk kembali menyaring inspirasi alam. Ganjalan penting, skalaku belum selesai. Ditambah serentetan acara telah tersusun rapi pada 2 hari ini. Sekolah menulis di Tiga Serangkai, FLP kids di MAN 1, pengen liat n bantu adik2ku di pertemuan FLP UNS, dan Pertemuan indah FLP Pelangi yang ga bisa aku tinggalkan begitu saja. hadew...otakku mulai mual-mual. Apalagi ortu yang selalu khawatir, ga akan ngijinin.
namun, bukan diah kalo ga ngeyel. Stres ini butuh hiburan, jiwa ini butuh tantangan lain. Aku memutuskan untuk ikut ke kemuning. kata kiki, aku bantu di Muhasabah dan Outbond. Ok, deh.sepakat berangkat sore abis ashar bareng kawan2.
Jumat, sehari sebelum berangkat, ada sms kalo sekolah menulis ditiadakan, karena Pak BT masih di Jakarta. ok...satu acara sudah lewat. Tapi Sabtu sore, aku masih harus ngisi ekskul di MAN 1, bahkan aku ga siapin materi apapun karena memang silabusnya belum ku terima. Haduh...
coba hubungi kawan FLP, Bening, dia kemarin sempat ngisi science fiction di MAN PK. Hmm...biar digantiin dia aja ah. masalah honor gampanglah nanti. tapi..tapi...tapi...ada tawaran bagus ni. Erny dan adik2 ekskulnya mengadakan sharing kepenulisan sebagai pertemuan terakhir mereka. Yaa..Erny udah selesai tugasnya. Ok, adik2ku di gabung aja deh. ntar aku ikut bantu di awal2 acara sebelum berangkat. sip...rencana bagus.

to be continued...^0^

peluklah mimpi-mimpimu!

aku masih berusaha menyusun keping-keping hidup yang sempat tercecer akibat tertabrak masa. pecah berantakan karena kegagalan. ah, ini bukan akhir. tentu saja, karena yang terakhir haruslah yang tetap terukir meski aku tlah berakhir.
sebaiknya memang bermimpi, karena tanpa mimpi manusia akan hilang akal dan mati. aku tak bilang, bahwa mimpi itu pasti menjadi nyata. tapi dengan mimpi, kita masih bisa berharap tentang hari esok yang lebih baik.
mimpi selalu indah, tak harus ideal tapi penuh harapan. mimpi bukan bunga tidur yang selalu hadir pada seorang pemalas. mimpi bukan khayalan seorang pelamun. mimpi juga bukan sekedar imajinasi fiktif dari seorang pengarang. tapi mimpi adalah kekuatan.
kekutan mimpi mendorong kita untuk menciptakan strategi untuk membuka jalan yang tepat menuju kenyataan mimpi tersebut. mimpi adalah motivasi, pelecut semangat untuk bergerak dan terus berusaha.
kadang mimpi terlihat terlalu tinggi, impossible, khayalan tingkat tinggi atau apalah kata orang. tapi mimpi tak pernah ada batasan, selama kita yakin kita bisa meraihnnya.

bermimpilah, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andre Hirata - Sang Pemimpi).

The Wises

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

(Mario Teguh)

my pooh


lugu dan lucu...


seperti aku...hahahaha

serpihan sandung

menitik semangat yang kian memudar
dalam hempasan tekanan membunuh dan menenggelamkan
sepi terikat seuntai kecewa
atas kepengecutan
atas kettidakjelasan
atas keputusasaan

himpitan yang tak lagi melonggar
semakin menipiskan hati tuk tetap tegar menghadapi karang prahara
tiupan badai tak jua mereda,
menerbangkan asa tuk semakin melangit

tangisan nyawa yang usang
semakin rapuh oleh getir yang tak kunjung berakhir
atas keterbekuan yang janggal
atao kecemburuan yang tak bisa di cerna

aku diam tapi terluka
aku bicara hanya tuk mengeluh
haruskah terus seperti ini?
TIDAK!!
aku bukan lemah
hanya malas
dan ringkih

tapi ini hidup
ini langkah
yang harus terus
dan terus berlari
takkan berhenti walau tersandung

ini aku yang baru
tak lagi dengan semangat usang
tapi dengan tekat yang tetap melekat

2011

Jalan selalu ada untuk dilalui
waktu selalu ada untuk dinikmati
langkah selalu ada untuk dijalani

aku bisa...
2011.2011.2011.2011.2011.2011

*menulis mimpi dan berusaha mewujudkannya*