Salam Nurani

"Jadi, apa gunanya kau di sini?"
Tersenyum, "Kau yang membutuhkanku,"

"Hah? Kenapa aku harus membutuhkanmu? Aku tak pernah memanggilmu" Aku semakin kesal dengan kehadirannya.

"Tapi, kau adalah aku" katanya tajam. Matanya berkilat.

"Bagaimana bisa? Sedang kau tak pernah muncul di hari-hari beratku." Mataku basah.
"Karena kau tak mengingatku, padahal aku selalu ada jika kau mau"

"Aku bingung, tapi aku senang kau ada. Tanpamu, aku tak bisa memilih jalan di persimpangan gelap itu. Tanpamu, aku tak bisa melukis bintang, di sini."


Kami bergandeng, berjalan bersama hingga dia menghilang, menyatu kembali dalam hatiku.

gambar dari yessigreena.wordpress.com

Tidak ada komentar: